Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Simulasi Asesmen Nasional Dengan UBKD.

 Simulasi Asesmen Nasional Dengan UBKD di Kabupaten Sumenep

U BKD adalah akronim dari Ujian Berbasis Komputer Dalam jaringan. UBKD inilah nantinya yang akan dijadikan media oleh pemerintah untuk melaksanakan Asesmen Nasional (AN); dulu kita mengenal UNBK ( Ujian Nasional Berbasis Komputer ) untuk melaksanakan Ujian Nasional.

Sebagaimana kita ketahui, pada tahun 2020 kemarin, Ujian Nasional yang berbasis komputer atau yang dikenal dengan UNBK maupun US/USBN ini, dibekukan oleh pemerintah bersamaan dengan adanya pandemi covid-19.

Pada tahun 2021 ini pemerintah mencanangkan "pengganti" UNBK dengan UBKD yang berbasis daring full online. Setiap siswa langsung terhubung ke server pusat secara online, tanpa melalui server sekolah yang difasilitasi oleh proktor sebagaimana yang pernah dilaksanakan pada sistem UNBK tahun-tahun sebelumnya.

Apa itu Proktor ?

Proktor berasal dari kosa kata bahasa Inggris " proctor " yang artinya pengawas/pengontrol.

Dari arti kata proktor ini dapat kita maknai bahwa proktor adalah seorang yang bertugas sebagai pengawas. Dalam kaitannya dengan ujian berbasis komputer, kata proktor ini mulai familier sejak pemerintah melaksanakan Ujian Nasional Berbasis Komputer ( UNBK ).

Pada saat pemerintah melaksanakan UNBK, tugas proktor ini mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan data peserta dan perangkat ujian mulai dari persiapan, saat pelaksanaan dan setelah selesai ujian.

Tugas utama proktor adalah memastikan agar peserta ujian bisa terhubung ke server, baik server lokal maupun server pusat agar peserta bisa ikut ujian dengan lancar tanpa terganggu dengan jaringan komputer.

Proktor pada UBKD tugasnya adalah mendaftarkan calon peserta kepada penyelenggara UBKD. Setelah itu tugas utamanya adalah mempersiapkan dan memfasilitasi pada saat pelaksanan agar setiap anak bisa langsung terhubung ke server pusat. Selanjutnya anak bekerja secara online mengerjakan soal ujian sampai batas waktu yang ditentukan. Setelah anak selesai mengerjakan soal-soal asesmen, tugas proktor selesai.

Konsep Asesmen Nasional.

Adanya perbedaan tugas proktor UBKD dan Proktor UNBK sebagaimana dijelaskan diatas, tentu tidak terlepas dari adanya perbedaan konsep antara Asesmen Nasional dan Ujian Nasional walaupun sama-sama berbasis komputer.

Dibawah ini beberapa konsep tentang Asesmen Nasional yang perlu kita ketahui.

Asesmen Nasional tidak memiliki konsekuensi pada kelulusan siswa.

Asesmen Nasional bertujuan untuk mengevaluasi sistem pendidikan, bukan mengevaluasi hasil belajar siswa.

Asesmen Nasional bertujuan untuk mengukur kompetensi mendasar yang diperlukan siswa dalam menghadapi persoalan di kehidupan.

Asesmen Nasional menekankan pada penguasaan kompetensi siswa, sedangkan Ujian Nasional menekankan pada penguasaan konten pembelajaran siswa.

Asesmen Nasional melakukan perubahan strategi pembelajaran literasi membaca dan numerasi, sehingga mampu melakukan penalaran terkait berbagai mata pelajaran.

Adanya perbedaan konsep antara Asesmen Nasional dan Ujian Nasional ini menyebabkan bentuk soal AN dan UN pun sangat jauh berbeda. Untuk itu soal-soal yang diberikan dalam UBKD dibuat menggunakan model AKM (Asesmen Kompetensi Minimum) yaitu model soal yang bertujuan untuk mengukur kompetensi dasar minimum literasi dan nomerasi.

Soal-soal Model AKM ini, saat ini sedang disosialisasikan kepada guru, Kepala sekolah dan Pengawas seluruh Indonesia oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan lewat Program Guru Belajar seri AKM, lewat portal web.

https://gurubelajar.kemdikbud.go.id/#beranda

Baca juga: Asesmen Nasional Pada Bimtek Guru Belajar Seri AKM 2021

Lewat portal website inilah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan mencoba memberikan pemahaman tentang apa dan bagaimana Asesmen Nasional dan apa perbedaannya dengan UN ( Ujian Nasional ). Melalui laman ini pula disampaikan contoh soal-soal model AKM dan sedikit melatih peserta untuk membuat soal-soal AKM melalui Quis dengan harapan nanti bisa disampaikan kepada siswa di Sekolah.

Perbedaan AN dan UN/US

Untuk mengetahui perbedaan antara AN dan UN agar supaya kita mudah memahaminya, mari kita perhatikan tabel berikut ini.

Trulli

Berikut penjelasan setiap poin pembeda AN dan UN:

1. Tujuan penyelenggaraan Asesmen Nasional dan Ujian Nasional tidak sama. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, Asesmen Nasional bertujuan untuk mengevaluasi mutu sistem pendidikan di Indonesia, sedangkan Ujian Nasional bertujuan untuk mengevaluasi capaian hasil belajar siswa secara individu. 

2. AN diberlakukan untuk semua jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah pertama, dan pendidikan menengah atas. Ini termasuk MI, MTS dan MAN, serta program kesetaraan. Sementara UN pada Sekolah Dasar tidak diwajibkan, tetapi lebih mengarah pada Ujian Sekolah Berstandar Nasional.

3. Asesmen Nasional tidak diselenggarakan pada akhir jenjang pendidikan sebagaimana Ujian Nasional, melainkan di tengah jenjang pendidikan. Yaitu pada kelas 5, 8, 11. Hal ini dilakukan untuk mendorong guru dan sekolah melakukan tindak lanjut perbaikan mutu pembelajaran setelah mendapatkan hasil laporan AN. Jadi bukan sekedar untuk mengetahui capaian hasil belajar siswa sebagai salah satu syarat kelulusan.

4. Pada pelaksanaannya, Asesmen Nasional menggunakan metode survei. Metode survei dilakukan dengan mengambil sampel siswa diambil secara acak dari setiap sekolah. Berbanding terbalik dengan Ujian Nasional yang menggunakan metode sensus dimana semua siswa di seluruh Indonesia wajib mengikutinya.

5. Model soal asesmen yang diberikan dalam AN lebih bervariasi bukan sekedar pilihan ganda dan uraian singkat sebagaimana yang diberikan dalam UN.

6. Salah satu komponen hasil belajar murid yang diukur pada asesmen nasional adalah literasi membaca dan numerasi. Asesmen ini disebut sebagai Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) karena mengukur kompetensi mendasar atau minimum yang diperlukan individu untuk dapat hidup secara produktif di masyarakat. Sementara Ujian Nasional berbasis mata pelajaran yang memotret hasil belajar murid pada mata pelajaran tertentu. Hal inilah yang terkadang memberi kesan mata pelajaran yang penting dan kurang penting dalam pendidikan. Dalam hal ini, AKM memotret kompetensi mendasar yang diperlukan untuk sukses pada berbagai mata pelajaran.

7. Metode penilaian AN dan UN pun berbeda meskipun keduanya berbasis komputer. AN menggunakan metode penilaian Computerized Multistage Adaptive Testing (MSAT). MSAT ialah metode penilaian yang mengadopsi tes adaptif, dimana setiap siswa dapat melakukan tes sesuai level kompetensinya. *)

Simulasi AN dengan UBKD

Dalam rangka menyukseskan Asesmen Nasional ini pemerintah melakukan persiapan tidak saja secara administratif dan menyediakan atau memfasilitasi sarana dan prasarana nanti pada saat pelaksanaan, tetapi juga melakukan sosialisi dengan melaksanakan simulasi UBKD.

Dengan berdasar surat dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan Pusat Asesmen dan Pembelajaran, Nomor: 12776/H3/KP/2020 tentang Sosialisasi Kegiatan Simulasi Skala Besar UBKD , tanggal 12 Nopember 2020, maka terbentuklah satuan-satuan terkecil sampai tingkat Kabupaten, sasaran peserta Simulasi dari jenjang SD/MI, SMP/MTs dan SMA/SMK

Untuk SD diambil secara sampling, sedangkan untuk SMP/MTS dan SMA/SMK dilaksanakan secara menyeluruh pada setiap satuan pendidikan.

Pada masing-masing sekolah untuk SD ditunjuk seorang proktor yang bertugas sebagaimana yang dijelaskan diatas. Seorang proktor bisa dari seorang guru atau tenaga kependidikan lain yang paham tentang IT di sekolah dimana UBKD dilaksanakan.

Berikut cuplikan rencana jadwal pelaksanaan simulasi sesuai surat diatas dari jenjang SD/MI sampai SMA/SMK.

Trulli

Satuan terkecil sasaran simulasi inilah nantinya yang akan mengikuti AN yang rencananya jika sesuai dengan schedule akan dilaksanakan pada bulan Maret hingga bulan september 2021.

Pelaksanaan simulasinya sendiri yang dikenal dengan SSB (Simulasi Skala Besar) sudah selesai dilaksanakan sesuai dengan rencana target, sasaran dan waktu pelaksanaan dari bulan Nopember hingga bulan Desember 2020 kemarin, sebagaimana isi surat diatas.

Untuk Kabupaten Sumenep, sesuai waktu pelaksanaan untuk jenjang SD, SSB dilaksanakan pada tanggal 8 Desember 2020 kemarin. Yang menjadi peserta untuk jenjang SD terdiri dari 15 sekolah, masing-masing sekolah 5 orang peserta simulasi. Daftar Sekolah jenjang SD yang menjadi peserta simulasi bisa anda lihat dibawah ini.

Pelaksanaan Asemen National.

Dibawah ini bisa kita lihat schedule yang sudah disiapkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tentang rencara pelaksanaan Asesmen Nasional.

Trulli

Sementara ini kita hanya tinggal menunggu pelaksanaannya yang direncanakan bulan Maret hingga bulan Agustus 2021 ini. Namun dari berita terbaru, karena pandemi covid-19 masih berlangsung hingga saat ini, rencana AN ini ditunda pada bulan September dan Oktober 2021.

"Karena ada situasi pandemi yang relatif meningkat, kami memutuskan menunda pelaksanaan Asesmen Nasional dengan jadwal baru September dan Oktober 2021. Alasannya adalah untuk memastikan persiapan kita dari protokol kesehatan, logistik dan infrastruktur lebih optimal untuk memastikan protokol kesehatan terjaga dan keamanan siswa terjaga" kata Mendikbud Nadiem Anwar Makarim, dalam rapat bersama Komisi X DPR RI melalui daring, Rabu (20/1/2021).

Dengan adanya penundaan ini, sebenarnya ada sasaran target peserta yang bergeser. SMP/MTS dan SMA/SMK  yang semula sasarannya adalah siswa kelas 8 dan 11, berubah menjadi siswa kelas 9 dan 12 karena pelaksanaannya dimulai awal Semester Ganjil yaitu pada bulan September dan Oktober 2021. Sedangkan sasaran pelaksanaan untuk jenjang SD tetap tidak berubah yaitu kelas 5, hanya saja bergeser dari rencana bulan Agustus menjadi Oktober 2021.

Sedangkan jumlah sasaran peserta AN pada tiap jenjang satuan pendidikan sebagai berikut:

Jumlah peserta pada jenjang SMP sederajat, SMA sederajat dan SMK sejumlah 45 peserta utama dan 5 peserta cadangan dan untuk jenjang SD sederajat sejumlah 30 peserta utama dan 5 peserta cadangan. Bila PD kurang dari atau sama dengan jumlah yang ditentukan(45/30) maka seluruh PD yang didaftarkan akan diikutkan tanpa ada cadangan.

Demikianlah seputar informasi tentang Asesmen Nasional dengan UBKD beserta rencana pelaksanaannya, semuga dalam pelaksanaanya nanti berjalan dengan lancar dan sukses, sehingga apa yang menjadi tujuan dan harapan kita semua yaitu terwujudnya peningkatan mutu pendidikan di Indonesia, khususnya Kabupaten Sumenep tercapai.

Yang tak kalah pentingnya adalah mari kita ikut menjadi bagian pembaharuan ini dengan menyukseskan Asesmen Nasional ini dengan mengikuti Program Guru Belajar seri AKM, sehingga kita memiliki pemahaman yang utuh tentang Asesmen Nasional.

Semoga bermanfaat. Artikel ini jauh dari sempurna, untuk itu saran dan tanggapan kami harapkan di kolom komentar, sampai jumpa pada postingan berikutnya.

*)Sumber: https://gurubelajar.kemdikbud.go.id/#beranda

Posting Komentar untuk "Simulasi Asesmen Nasional Dengan UBKD."

Template Blogger Terbaik Rekomendasi