Program KMP Wujud Peran Mahasiswa Sebagai Agen Perubahan.
(Mahasiswi KMP 2020)
Menurut Mendikbud Nadiem Makarim, Indonesia saat ini mengalami tiga krisis akibat pandemi Covid-19 yaitu krisis kesehatan, krisis ekonomi dan krisis pembelajaran. Dalam rangka mendongkrak krisis pembelajaran sebuah terobosan baru diluncurkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan yaitu Program Kampus Mengajar Perintis (KMP).
Disebut Perintis karena ini baru pertama diluncurkan dengan melibatkan 89 Perguruan Tinggi baik negeri maupun swasta. 2500 Mahasiswa aktif hasil seleksi disebar ke seluruh pelosok tanah air dengan sekolah sasaran adalah SD dengan kualifikasi akreditasi B dan C.
Menurut informasi dari salah satu nara sumber Rakor yang diselenggarakan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaaan pada tanggal 14 Oktober 2020 yang diselenggarakan secara virtual dari pukul 13.00 - 16.00 WIB dengan melibatkan seluruh Kepala Sokalah SD sasaran se Indonesia dan Dosen Pendamping Mahasiswa plus dari Kementrian sendiri sebagai nara sumber bahwa program ini sebenarnya masih akan dilaunching tahun 2021. Berhubung situasi dan kondisi berubah, penyebaran virus Covid-19 belum juga berahir yang menyebabkan terjadinya krisis di bidang pendidikan maka program KMP dianggap merupakan momentum yang tepat waktunya untuk segera diluncurkan.
Program Kampus Mengajar Perintis ini bertujuan untuk memberikan solusi bagi sekolah yang terdampak pandemi dengan memberdayakan mahasiswa yang berdomisili di sekitar wilayah sekolah untuk membantu para Guru dan Kepala Sekolah dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran baik daring maupun luring.
Salah satu syarat mahasiswa boleh mengikuti Program KMP ini adalah memiliki Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) paling rendah 3.00 dan harus melalui seleksi. Setelah lulus kemudian diberi pembekalan selama 5 hari. Mahasiswa murni diberi pembekalan khusus, dibedakan dengan mahasiswa jurusan pendidikan. Adapun materi pembekalannya adalah meliputi:
Dari 10 materi pembekalan yang diberikan ada satu materi yang menurut nara sumber perlu mendapat perhatian serius adalah Asesmen Diagnostik. Penilaian Diagnostik perlu dilakukan oleh guru karena capaian pembelajaran masing-masing siswa selama PJJ tidak sama. Mahasiswa KMP dibekali materi ini, oleh karenanya perlu adanya sinergi yang baik antara Guru, Kepala Sekolah dan Mahasiswa KMP agar pembelajaran semakin berkualitas dan bermakna.
Program KMP ini dilaksanakan selama dua setengah bulan yakni dari tanggal 12 Oktober s/d 28 Desember 2020. Adapun sekolah yang menjadi sasaran di Kabupaten Sumenep sesuai dengan lampiran Surat Undangan Rakor Program KMP Nomor: 1398/C3/TU/2020 tangal 09 Oktober 2020 ada 2 sekolah yaitu SDN Sambakati I Kec. Arjasa dan SDN Kebunagung II Kecamatan Kota Sumenep.
Sekolah kami SDN Kebunagung II memfasilitasi 4 Mahasiswa dari 7 Mahasiswa yang dikirim ke Kabupaten Sumenep. Kami para Guru dan Kepala Sekolah siap menerima dan bekerja sama, semoga program KMP ini sukses sesuai dengan tujuannya sehingga Peran Mahasiswa sebagai Agen Perubahan benar-benar terwujud. Aamiin !
(Rakor Program KMP, 13 Oktober 2020)
Sukses selalu utk pak.nurhakim.dan lembaganya
BalasHapusAamiin....terimakasih atas dukungan dan kunjungannya. Sukses juga untuk bu Tri...
BalasHapus